Sabtu 07 November 2015

Berawal dari pagi yang cerah tanpa adanya rasa suram terfikirkan olehku, setidaknya berhayal tentang sesuatu yang sangat menyenangkan untuk hari ini. Pagi ini aku salah satu member dari XII TKJ 3 SMK Negeri 1 Slawi yang mengalami hal menarik untuk diceritakan kepada para pembaca sekalian.

kejadian yang terulang persis seperti mimpi yang ku dapati semalam ataukah mungkin aku bisa melihat masa depanku...? tak mungkin (ujarku) seolah persispun mungkin hanya imajinasi mimpi yang terjadi sama seperti hari ini.

matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada hari ini, aku tak membencinya melainkan sejak berada di sekolah menengah pertama (SMP) aku sangatlah mencintai mata pelajaran ini. namun di pagi ini aku mendapatkan materi pembelajaran yang tak seharusnya kudapati di sekolah yang aku pilih ini.

aku mendapatkan pelajaran yang tak sesuai porsi, karena aku adalah siswa SMK namun hari ini aku mendapatkan materi pembelajaran tentang materi yang ada di SMA. akupun bingung ingin mengucap apa karena dalam bahasa Jawa GURU (digugu lan ditiru) atau dalam bahasa indonesia (Diikuti dan menuruti) dan selalu benar.

ditengah pembelajaran aku menulis artikel ini karena aku memang 90% tidak memahami apa yang sedang diterangkan oleh guru yang sedang mengajar didepan kelas itu. selain aku ada seorang temanu yang kena imbas karena ia bermain game online saat pembelajaran. 

sebelum guru itu menghampiriku, secepat kilat ku hentikan tulisanku sebelum ia melihat apa yang sedang aku buat. setelah itupun aku merasa bersalah. "Time Is Money" orang luar mengucapnya. aku menyianyiakan waktu belajarku hanya untuk menulis kalimat kalimat tak penting ini.

bel tanda berganti pelajaranpun berbunyi nyaring nan mertu menurutku karena telah menghentikan pelajaran aneh yang tak masuk dalam kategori SMK ini. guru itu meminta maaf dan menyalahkan K13 (Kurikulum 13) yang dibuat bapak presiden indonesia yang sedang menjabat sekarang ini.

ujarnya di dalam K13 ini semua sekolah memiliki kriteria pembelajaran yang sama dan harus bisa mengimpelemtasikannya bagaimanapun itu. namun disisi lain, menurutku hal seperti itu akan percuma jikalau siswa sendiri tidak memahami apa yang sedang diajarkan.

dan saat senampun datang. aku bergegas mengganti seragam untuk mengikutinya, sesampainya dilapangan aku di bersama beberapa temanku mendapat skors tidak karena salah dalam penempatan lokasi untuk senam yang seharusnya ada di lapangan bola namun aku senam di lapangan basket.

aku diberi pengarahan dengan kalimat kalimat menyakitkan yang tak enak hati menerimanya. apalah dayaku yang hanya seorang murid yang hanya bisa mengikuti apa kemauan para bapak / ibu guru yang ada karena akupun salah satu siswa kelas XII yang hampir keluar dari penjara tak terlihat ini.

selepas itu aku membuat sebuah puisi jawa tentang Manut (Nurut) aku sengaja membuatnya dan membacakannya didepan kelas dengan rasa bersalah dan menginginkan keadilan setidaknya dimata teman teman ku. inti dari puisi itu jabatan menentukan segalanya di negara ini.

berbeda dengan mahasiswa yang berfikir walaupun dengan dosennya mereka dengan santa menganggap dosen merekapun sebagai teman yang telah memiliki ilmu lebih dahulu dibanding dirinya itu.

sekolahpun berakhir dan inipun akhir dari cerita hidupku untuk hari ini. semoga dapat menginspirai kawan kawan sebangsa dan setanah air. akhir kata salam Blogger